LIPUTANBARU.COM//CIANJUR – Elemen masyarakat di Kabupaten Cianjur mempersoalkan kasus meninggalnya salah seorang warga, diduga usai mengikuti pengobatan gratis yang digelar salah satu pasangan calon kontestan Pilkada.
Yana Nurzaman Presidium Aliansi Masyarakat untuk Penegakan Hukum (Ampuh) mengatakan, meninggal dunianya warga Desa Sukamulya Kecamatan Naringgul tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dan berbagai dugaan. Pasalnya, secara kronologis warga tersebut meninggal dunia seusai mengikuti pengobatan gratis dari salah satu pasangan calon.
“Wajar jika kemudian banyak pihak yang menduga telah terjadi ‘sesuatu’ yang mengakibatkan warga itu meninggal,” kata Yana dalam keteranganya.
Karena itu, sebut Yana, kejadian itu perlu diinvestigasi lebih mendalam oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Investigasi dibutuhkan untuk memastikan penyebabnya karena wacana yang muncul saat ini terjadi dugaan malapraktik, salah satunya salah memberikan obat.
“Untuk memastikan penyebabnya, perlu dilakukan investigasi secara mendalam dan komprehensif,” tegas dia.
Yana juga mendorong Polres Cianjur
untuk melakukan langkah-langkah penyelidikan kemungkinan terjadi dugaan tindak pidana.
“Kemungkinan terjadi tindak pidana bisa saja muncul dalam peristiwa itu. Kami mendorong pihak kepolisian menyelidikinya,” pungkas Yana.
Ketua Jaringan Intelektual Muda (JIM) Cianjur, Alief Irvan, mengaku mendapatkan informasi, kegiatan pengobatan gratis yang dilakukan salah satu paslon itu tidak mengantongi izin atau setidaknya berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten Cianjur.
“Seharusnya berkoordinasi terlebih dahulu. Apalagi ini menyangkut dengan keselamatan nyawa orang lain. Jangan karena hanya ingin berkampanye, sampai nyawa orang lain melayang dengan kecerobohannya,” kata Alief.
Sebelumnya, seorang warga Kecamatan Naringgul, Yohani (42) diduga meninggal dunia setelah mendapat pengobatan gratis yang digelar pasangan calon nomor urut 2 Wahyu-Ramzy di Kecamatan Naringgul pada Sabtu (26/10). Korban muntah-muntah dan tak sadarkan diri seusai minum obat dari kegiatan tersebut.
Keesokan harinya (27/10) korban sempat di bawa ke puskesmas setempat, namun pihak puskesmas merujuk korban ke RS di Bandung karena sempat tidak sadarkan diri, namun dalam perjalanan korban menghembuskan nafas terakhirnya.(***)