LIPUTANBARU.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri melalui Kerja Sama Pembangunan Internasional (KSPI), didanai oleh Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kementerian Keuangan, meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dan penyuluh pertanian di negara-negara Afrika pada kegiatan International Training Course on Rice Agribusiness for African Countries, yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, 5-18 November 2023.
Kementerian Pertanian bertekad mewujudkan kedaulatan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia sehingga kesejahteraan petani tercapai. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pertanian akan menguntungkan bila bergerak dari hulu hingga hilir, yang artinya harus menerapkan agribisnis.
Sejalan dengan pernyataan Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, “Pengolahan hasil pertanian merupakan kegiatan mengubah bahan pangan menjadi aneka ragam bentuk dan macam. Di samping untuk memperpanjang daya simpan, dengan pengolahan diharapkan meningkatkan nilai tambah produk.”
Kamis (9/11/2023), 12 peserta dari negara Afrika terdiri dari 9 orang pria dan 3 orang wanita yang terbagi 3 kelompok didampingi widyaiswara spesialisasi pengolahan hasil pertanian, Saptoningsih, dan petugas laboratorium, melaksanakan kegiatan praktik pengolahan bekatul menjadi brownis dan eggroll.
Satu-persatu bahan membuat brownis bekatul yaitu tepung bekatul, tepung terigu, cokelat blok, mentega, telur, gula, gula palm, skm cokelat, susu bubuk, baking powder, cake emulsifier, cokelat bubuk, vanila esent dicampurkan. Lalu adonan dimixer, diletakkan di loyang, ditaburi kacang almond dan parutan keju, dan dipanggang selama 45 menit suhu 160 derajat. Setelah matang, kue dipacking dan diberi label.
Sembari menunggu brownis bekatul matang, peserta membuat adonan eggroll bekatul yang terdiri dari tepung bekatul, tepung terigu, tepung sagu, telur, mentega, gula, baking powder, cake emulsifier, dan milk powder. Adonan pun dicetak menggunakan cetakan eggroll.
Awalnya peserta terlihat kesulitan mencetak adonan menjadi eggroll, namun dengan kesabaran dan bimbingan dari widyaiswara dan petugas, satu persatu eggroll selesai dicetak dan dikemas serta diberi label.
Salah satu peserta dari Ministry of Fisheries and Livestock Republic of Zambia, Mr. Cuthbert Mutakwa, Aquaculture Technical Officer, mengatakan, “Hari ini kami belajar banyak tentang olahan pangan, yaitu brownies dan eggroll. Olahan pangan ini belum pernah ada di Zambia, namun bahan-bahannya semuanya ada di Zambia,” katanya. Lebih lanjut Cuthbert mengatakan sepulang dari Indonesia akan menularkan ilmunya bagaimana membuat eggroll dan brownies berbahan dasar tepung bekatul karena ternyata bekatul bagus untuk kesehatan, kaya serat dan rendah kadar gula seperti yang dijelaskan oleh widyaiswara BBPP Lembang.
“This eggroll and brownies are very delicious and we will enjoy making and eating them in Zambia (eggroll dan brownies ini sangat lezat dan membuat kami semangat membuatnya nanti di Zambia),” ucap Cuthbert. (Yoko/Chetty)