Titik Tengah Gelar Rehat Rasa Bersama Wayan Mustika; Mengenal Diri, Tuhan, dan Alam Semesta

LIPUTANBARU.COM//TANGERANG SELATAN – Ditengah hiruk pikuk dan kesibukan sehari-hari, kerap kali kita melupakan bahwa jiwa dan raga butuh asupan vitamin spiritual. Hal ini bisa terpenuhi bila kita sejenak melupakan kesibukan duniawi untuk kembali mengenal diri sebagai manusia yang hidup di alam semesta. Hidup dari apa-apa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.

Untuk lebih mengenal diri, berbagi pengetahuan tentang alam semesta, cinta kasih, dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, komunitas Titik Tengah menggelar kegiatan bertajuk “Rehat Rasa bersama Wayan Mustika”. Seorang tokoh spiritual yang dikenal dengan konsep Tuhan semua agama.

Kegiatan yang diikuti berbagai kalangan dari beragam usia ini diadakan di Sehati Healing Studio, Sabtu (20/9/2025) dan Minggu (21/9/2025).

Wayan Mustika, sebagai pembicara utama sekaligus pembimbing spiritual mengisi materi, baik kajian yang digelar di hari pertama (Sabtu) maupun sekaligus membimbing meditasi yang diadakan di hari kedua (Minggu).

Wayan mengatakan sebelum mengisi materi saat dirinya masuk ke ruangan, bertemu dengan para peserta, yang pertama dirasakannya adalah energi peserta. Apakah mereka rindu pada pengetahuan, apa rindu pada sesuatu yang lebih dalam lagi.

“Nah biasanya kalau yang rindu pengetahuan, itu yang mengalirnya pengetahuan, full pengetahuan. Tetapi jika disertai dengan kerinduan jiwa, nah itu biasanya ada sesuatu yang menggetarkan, biasanya ikut hatinya pada saat mengalir itu, pasti ada sesuatu yang berbeda. Saya bahagia bisa membagikan apa yang menjadi hak mereka untuk mendapatkan pengetahuan yang sama sebagai jiwa-jiwa yang lahir di kehidupan ini,” tutur Wayan Mustika.

Terkait nama Titik Tengah sebagai penyelenggara, Wayan Mustika mengatakan, “Ketika mendengar nama ini disebut sebagai Titik Tengah, itu sesuatu yang sangat sejalan dengan apa yang menjadi misi dan visi saya dalam memberi pengetahuan, yaitu membawa orang-orang ke titik tengah. Titik Tengah ini semoga menjadi momentum, komunitas, sebuah cara atau jalan untuk membawa setiap orang kembali ke titik tengah, yaitu titik di mana mereka akan mencapai keseimbangan jiwa dan raga,” ucap Wayan Mustika.

Sementara pihak penyelenggara dari Titik Tengah, Saski mengatakan tujuan dari kegiatan Rehat Rasa ini adalah untuk mengajak teman-teman agar kembali utuh ke dalam diri secara perlahan dan lembut menyadari kepenuhan cinta dari Sang Sumber Cinta itu sendiri yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

“Di sini kita aktivasi ruang belajar tatap muka, untuk mengakomodir kebutuhan teman-teman yang ingin belajar kesadaran melalui jalan alternatif dan menghubungkan kembali tali persaudaraan secara kolektif,” ujar Saski di sela acara.

Sementara untuk visi kedepannya, Saski menuturkan ingin menyelaraskan kesadaran secara kolektif sehingga terbentuk lapisan kesadaran yang sama di masyarakat Indonesia berbasiskan cinta, ilmu, dan unity. Sehingga semua menjadi selaras dan bersatu. Dapat mewujudkan Indonesia yang damai dan bahagia. Serta membuka potensi kolaborasi dengan stakeholder lain dalam bentuk kegiatan-kegiatan berbasis kesadaran kolektif, self-healing, dan spiritualitas.

“Contoh kegiatannya seperti hari ini, kita mengkaji, mengenal diri, mengenal Tuhan-Nya, bersama dr. Wayan Mustika. Lalu berikutnya kami akan membuka kelas journaling, sound healing, yoga, lalu juga ada kelas mengelola energi,” ujar Saski.

“Pokoknya semua ilmu yang membawa kita pulang ke dalam diri. Karena semua itu bermula dari diri sendiri,” tegasnya.

Pesertanya sendiri menurut Saski dari berbagai kalangan. Ada dari grup meditasi, komunitas olah raga, tenaga medis, blogger, influencer, youtuber, entrepreneur, hipnoterapis, dan juga praktisi kesadaran.

“Jadi yang datang ini rata-rata dari komunitas-komunitas lain yang juga tahu mengenai ilmu mengenal diri. Tapi beragam ya, karena ajaran Pak Wayan ini kan universal, tidak terpaku pada satu tradisi tertentu,” kata Saski.

“Jadi nanti akan dibentuk juga grup WA, bagi teman-teman yang berminat, ayo, join di grup kami. Kita saling bertukar ilmu, saling belajar, saling berbagi, karena kita memang konsepnya adalah teman yang mengajak tumbuh bersama. Karena kami sendiri juga sama-sama sedang belajar dalam perjalanan ini,” tutur Saski.

Beberapa peserta yang mengikuti kegiatan “Rehat Rasa Bersama Wayan Mustika”, ini mengungkapkan rasa senangnya. Seperti Sisca (64), peserta yang mengaku takjub dengan cara Wayan menyampaikan materi yang diberikan. Misal, saat Wayan memulai materi dengan video di mana seorang anak bertanya tentang Tuhan.

“Tuhannya bule, Tuhan yang ada di Jawa, Tuhan yang ada di sini. Jadi itu menunjukkan kita selalu ribut dengan nama Tuhan kami dan Tuhan siapa, selalu kita ribut dengan hal itu. Dan jawaban dia itu ada saat ditanya sama ibunya, menurut kamu di mana itu Tuhan? Tuhan itu ada di dalam diriku. Dan disitulah mulai pembahasannya Pak Wayan,” kata Sisca.

Lebih jauh Sisca mengaku banyak hal yang baru didapatnya, tentang bagaimana mengenal Tuhan lewat ciptaan-Nya. “Seperti alam semesta ini, banyak membuat kita oh ternyata Tuhan itu ada di mana-mana di alam semesta,” kata Sisca.

“Dari paparannya semua yang sangat ilmiah ya mengenai atom, saya mendapatkan kesan, karena kecerdasan semesta ini ada di semua sel-sel, semua makhluk hidup, dan seluruh alam semesta ini. Artinya kita itu tidak perlu lagi mencari di mana sih Tuhan,” kata Sisca.

Sementara Rahman asal Tebet Jakarta mengaku senang bisa ikut acara ini. “Seru banget ya, yang tadinya masih bingung harus gimana buat mengenal diri. Terus banyak hal-hal yang tadinya aku enggak tahu, ikut ini jadi tahu. Jujur enggak bisa aku jelasin di sini dengan kata-kata tapi seru. Kalau yang belum pernah ikut, coba kalau ada waktu buat ikut karena ini menambah ilmu yang enggak pernah kita dapat di dunia sekolah, dunia perkuliahan. Ini keren banget pokoknya,” tutur Rahman.

Hal positif juga diungkapkan dr. Rini Mahendrastari. “Saya tentu senang ya mengikutinya. Karena memang saya terbiasa untuk mengikuti semua acara-acara yang ber-backround spiritual. Ini juga karena umur saya yang sudah 80 tahun. Tentunya saya harus persiapan untuk saya kembali pulang. Kembali kepada Tuhan,” kata profesor yang mengenyam pendidikannya di Belgia.

“Tapi ini juga cocok buat anak muda. Jadi acara-acara kayak gini memang nyaman. Dan, terutama untuk yang muda-muda mereka sudah mulai sadar gitu ya bahwa enggak usah menunggu sampai seusia saya untuk lebih dekat kepada Tuhan. Di sini pesertanya pun banyak anak muda. Saya sendiri sebenarnya sudah senang ikut-ikut seperti ini sejak umur 15,” kata dr. Rini.

Menurut dr. Rini, banyak manfaat yang didapatnya dari mengikuti acara-acara spiritual seperti ini. “Untuk dokter Wayan Mustika sendiri saya sering sekali ikut acara-acara beliau. Apalagi ini, lokasinya dekat dengan klinik saya,” kata dr. Rini.

Hal yang sama juga diungkapkan Vera Damayanti. Dirinya merasakan hal yang luar biasa manfaatnya.

“Luar biasa rasanya kita di switch cara berpikirnya ya. Kita juga didorong untuk lebih sabar, dengan pilihan kata-kata yang kita ucapkan. Kemudian cara mengelola emosi, misal dengan mengatur melalui pernafasan. Kemudian cara bangun tidur itu berpikir positif. Afirmasi supaya hal-hal yang positif itu selalu dilakukan. Supaya kita percaya sama diri kita, sama tubuh kita, untuk lebih memuliakan organ-organ dalam. Kemudian lebih merawat diri, supaya memberikan efek baik terhadap pikiran,” tutur Vera.

“Jadi setelah kita memperbaiki dalam diri kita sendiri, baru kita melakukan hal-hal yang berhubungan external kita,” tambah Vera.

Vera sendiri mengaku sebelumnya lebih banyak jadi penyelenggara. Dia merasakan saat jadi peserta bisa lebih fokus dan dia mengaku senang pembicaranya luar biasa. Pembicara menggunakan kata-kata yang mengagumkan, yang mudah dimengerti bagi peserta yang baru mengenal self-healing atau pemahaman meditasi.

“Harapannya ke depan bikin program ini terus-menerus karena banyak banget sekarang masalah mental health. Kemudian terlalu banyak stress di rumah atau di pekerjaan. Ini juga bisa membantu, jadi praktik-praktik kayak gini kalau bisa disosialisasikan lebih banyak,” tegasnya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version