LIPUTANBARU.COM//BANYUWANGI – Spot foto favorit di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen ditutup pasca tragedi meninggalnya wisatawan asal China terjatuh saat berpose foto. Kunjungan wisatawan juga dibatasi di area blue fire Gunung Ijen. Penutupan dan pembatasan ini dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Terkait kasus WNA asal China yang tewas jatuh ke kawah Ijen ini, Pakar Strategi Pariwisata Nasional Taufan Rahmadi menilai insiden ini harus menjadi perhatian khusus untuk dunia pariwisata secara nasional. Menurutnya, pengembangan pariwisata tidak boleh melupakan mitigasi pariwisata, dimana salah satunya tercantum SOP bagi para wisatawan yang berkunjung di sebuah destinasi.
“Standard keselamatan dan keamanan bagi wisatawan di sebuah destinasi wisata meliputi beberapa aspek penting. Bila ini diabaikan, risikonya destinasi kita akan ditinggalkan wisatawan,” ujar Taufan Rahmadi, Rabu 24 April 2024.
Dijelaskannya, destinasi harus memiliki infrastruktur yang memadai. Seperti jalan yang baik, sistem transportasi yang aman, serta fasilitas umum seperti toilet dan tempat istirahat.
“Kemudian pengawasan dan pengamanan harus diperhatikan. Seperti keberadaan petugas keamanan, penjaga pantai, atau petugas penyelamat di tempat-tempat seperti pantai, gunung, atau taman nasional untuk mengantisipasi dan menangani kejadian darurat,” tuturnya.
Tim Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran bidang pariwisata dan ekonomi kreatif ini menambahkan, penyediaan informasi yang jelas mengenai bahaya potensial di destinasi tidak boleh lalai. Seperti arus laut yang kuat di pantai atau bahaya longsor di daerah pegunungan, serta tanda peringatan yang ditempatkan dengan jelas.
“Juga dilakukan penegakan standar keselamatan dan keamanan melalui sertifikasi dan regulasi bagi penyedia layanan wisata seperti operator tur, penyewaan alat, dan akomodasi,” tambahnya.
Penyediaan peralatan keselamatan seperti jaket pelampung, helm, atau alat pendakian bagi wisatawan yang membutuhkan. Peralatan keselamatan lainnya juga diperhatikan, seperti alat pemadam kebakaran dan pos kesehatan untuk pertolongan pertama.
“Tapi itu juga belum cukup bila tidak ada edukasi dan kesadaran. Mengedukasi wisatawan tentang bahaya potensial dan perilaku yang aman, seperti mengikuti petunjuk tur, menghindari berenang di tempat yang berbahaya, atau membawa perlengkapan darurat juga harus dimasifkan,” jelas pria peraih penghargaan Tourism Inspirational Figure 2022 ini.
Selanjutnya, mantan Kepala Tim Percepatan Destinasi Prioritas Mandalika ini juga menambahkan pentingnya kesiapan tanggap darurat. Harus Mempersiapkan tim tanggap darurat yang siap bertindak dalam situasi darurat seperti kecelakaan, bencana alam, atau kehilangan wisatawan.
“Semua ini penting untuk memastikan pengalaman wisata yang aman dan menyenangkan bagi pengunjung destinasi wisata,” cetusnya.
Atas tragedi Gunung Ijen, menurut Taufan, sekarang bukan waktunya untuk mencari siapa yang salah atau siapa yang benar. Tetapi yang jelas tetap harus menjadi bahan evaluasi yang penting.
“Yang terbaik adalah melaksanakan tindakan preventif sebagai solusi dan semua stakeholder berperan sesuai tugasnya masing-masing. Untuk pengelola kawasan wisata Kawah Ijen segera melalukan langkah-langkah memperkuat SOP keamanan agar hal serupa tidak terjadi lagi,” pungkas Founder Indonesia Tourism Strategis ini.(*)